Oleh : Agus Ismunarno
Pemimpin Redaksi LASPELA Media Group
“TBS ini menguatkan cita-cita menjadikan wisata religi yang holistik mulai dengan Puri Tri Agung, Pagoda Nusantara, Mesjid Cheng Ho yang sudah peletakan batu pertamanya bersama Pengusaha Sian Sugito, Pura dan Kelenteng Dewi Kwan In serta Pemakaman Tionghoa.”
Bupati Tarmizi
SUNGAILIAT – Wakil Gubernur (Wagub) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Drs Abdul Fatah MSi menandaskan Taman Bintang Samudra (TBS) yang berlokasi di Pantai Timur Sungailiat, Kabupaten Bangka menjadi bukti harmonisasi pemerintah dan masyarakat.
“Pembangunan Taman Bintang Samudra menjadi lambang harmonisasi yang terjalin antara pemerintah dan masyarakat, dan merupakan wujud adanya kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama. Pemerintah membuka kemungkinan dan masyarakat mengisinya dengan baik,” kata Wagub Abdul Fatah pada Ground Breaking, peletakan batu pertama pembangunan Taman Bintang Samudra di Jalan Pantai Rebo, Rebo, Sungailiat, Rabu (15/8/2018).
Hadir pada acara Ground Breaking TBS antara lain Uskup Pangkalpinang, Mgr Dr Adrianus Sunarko, OFM, Anggota DPD RI Bahar Buasan, Ketua IKAL 21 Lemhanas, Komjen (Purn) Pol Arif Wachyunadi, Bupati Bangka Ir Tarmizi Saat MM, Wakil Bupati Bangka Barat, Markus Jaya, Kakanwil Kemenang Babel, Muhammad Ridwan, Kepala Dinas Disbudpar Babel Drs M Rivai, Kepala Dinas Disbudparpora, Asep Setiawan, Ketua Umum DPN Vox Point Indonesia Handojo Budhisedjati, Wakil Ketua Umum/Founder Vox Point, A. Bambang Sunanto, WKU Vox Point, Susan Binsasi Sarumaha, Penasehat Vox Point FX Budhi Hendarto, Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Babel, dr Subuh Wibisono, Ketua Umum GIPI Babel, Djohan Riduan Hasan, Pemuda Ansor, Para Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Para Pastor, Bruder, Suster, Umat Katolik se Babel serta Founder Tanjung Pesona Beach Resort and Spa, Jusman Liu dan Yusman Ngui.
Program Pemprov Babel saat ini, kata Wagub Abdul Fatah, mengalami pergeseran. “Kondisi masyarakat kita tumbuh dan berkembang, disadari atau tidak disadari terjadi pergeseran nilai yang semula bersandar pada sektor tambang, saat ini menjadi sektor perkebunan dan pertanian, kelautan dan perikanan, khususnya pariwisata,” ungkap Wagub.
Pemerintah berharap TBS yang berkonsep 70 persen wisata umum dan 30 persen wisata religi Katolik akan menjadi destinasi wisata religi yang mendunia.
“Kita semua berharap, “Hari ini Ground Breaking tapi besok menjadi destinasi wisata yang nyata yang menasional dan mendunia.”
Taman Bintang Samudra juga menjadi nilai tambah (added value) usaha bersama untuk mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Sungailiat, Bangka.
“Selain KEK Tanjung Kelayan, Belitung, Pemprov saat ini berusaha mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Sungailiat, Bangka dan KEK Pariwisata Pan Semujur, Tanjung Gunung, Bangka Tengah. Sehingga nantinya pariwisata Belitung dan Bangka maju bersama,” harap Wagub sambil menambahkan TBS sebagai wisata religi menjadi satu kesatuan dan tidak terpisahkan dari rencana KEK Sungailiat, Bangka dengan karakteristik khasnya.
Wisata Religi Berbagai Agama
Pada kesempatan terpisah, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Dr H Erzaldi Rosman SE MM mengatakan, “Tidak lama lagi Babel akan memiliki kawasan wisata religi dari berbagai agama di kawasan yang indah.
Pemerintah sangat mendukung TBS yang melengkapi kawasan religi. TBS menjadi ikon kebhinekaan yang sudah menyejarah di Babel ditandai dengan harmoni mesjid dan klenteng yang dibangun berdekatan di Muntok yaitu Mesjid Jamik dan Klenteng Kong Fuk Miau.”
Tinggi dan Luas
Bupati Bangka Tarmizi Saat menandaskan TBS ini akan menjadi wisata religi tempat mencari nilai-nilai kehidupan yang tinggi.
“Sesuai namanya, maka wisata religi TBS menjadi tempat wisatawan mencari nilai-nilai tertinggi bagai bintang dan luas bagai samudra,” tandas Tarmizi.
Orang nomor satu di Bangka itu juga bersyukur TBS semakin mendekatkan pada cita-cita Bukit Doa di kawasan Pantai Rebo.
“TBS ini menguatkan cita-cita menjadikan wisata religi yang holistik mulai dengan Puri Tri Agung, Pagoda Nusantara, Mesjid Cheng Ho yang sudah peletakan batu pertamanya bersama Pengusaha Sian Sugito, Pura dan Kelenteng Dewi Kwan In serta Pemakaman Tionghoa,” rinci Tarmizi.
Sementara Kepala Disbudpar, Rivai menyambut baik dan mengapresiasi prakarsa TBS yang berkonsep 70 persen taman umum dan 30 persen wisata religi.
“Kita punya organisasi pariwisata GIPI dan PUTRI. Konsep TBS ini bisa menjadi lahan garapan pariwisata baik GIPI maupun PUTRI yang akan berkolaborasi dengan manajemen TBS,” kata Rivai di sela-sela Ground Breaking.
Ketua Umum Gemabudhi yang juga Ketua PHRI Babel, Bambang Patijaya mengapresiasi kehadiran TBS yang menambah konfigurasi wisata religi.
“TBS dan destinasi wisata lainnya di kawasan Pantai Rebo menjadikan kawasan ini menjadi ikon harmoni keagamaan dan menjadi tempat atau oase rohani sekaligus rekreasi,” kata Bambang Patijaya.
Djohan Riduan Hasan yang juga hadir di acara Ground Breaking TBS menyatakan kesiapannya memenuhi persyaratan untuk KEK Pariwisata Pan Semujur, Bangka Tengah bersama KEK Pariwisata Sungailiat Bangka.
TBS dan KEK Pararel
TBS dan KEK Sungailiat Bangka merupakan dua hal yang pararel. “Kami memang sedang memperjuangkan KEK Pariwisata Sungailiat Bangka. Bersamaan dengan itu secara simultan ada gerakan putra-putri Bangka baik di Bangka maupun di Luar Bangka yang ingin memberikan bakti dengan membangun TBS, jadilah seiring dengan KEK Pariwisata,” ungkap Ir Thomas Jusman MM, Ketua Yayasan Bangka Argo Lestari/ Panitia Pembangunan TBS kepada wartawan. (*)